Setiap kota pasti punya budaya atau makanan tersendiri yang mencerminkan
keunikan daerahnya masing-masing, tak terkecuali Magetan. Nama Magetan itu
sendiri berasal dari nama penemu tempat ini (magetan) yakni Ki Ageng Mageti.
Kebanyakan budaya yang ada di Magetan adalah budaya
masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi solidaritas/kebersamaan/islam
kejawen seperti selamatan, gotong royong, kasih sesaji di punden/makam tiap ada
hari-hari penting.
Di Magetan juga terdapat telaga yang bernama Telaga Sarangan. Telaga tersebut
merupakan ikon pariwisata Kota Magetan. Di sana pula setiap tahun sekali yakni
awal bulan Ramadhan yang bertujuan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan
Tuhan Yang Maha Esa, juga supaya telaga sarangan tetap lestari dan warga diberi
kesejahteraan.
Prosesi larung sesaji diawali dengan kirab Tumpeng Gono
Bahu dari Kantor Kelurahan Sarangan menuju panggung di pinggir Telaga Sarangan.
Usai pembacaan doa, tumpeng sesaji kemudian diarak mengelilingi Telaga Sarangan
dengan menggunakan kapal motor. Setelah sampai di tengah telaga, tumpeng
dilarung atau ditenggelamkan. Selain Tumpeng Gono Bahu, masih terdapat lagi
tumpeng ukuran besar yang berisi sayuran, buah, dan hasil bumi sekitar Telaga
Sarangan.
Untuk menarik pengunjung objek wisata Telaga Sarangan, warga kelurahan sekitar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Magetan yaitu dengan menggunakan busana adat yang dipadukan dengan Batik Pring Sedapur dan hiburan kesenian setempat.
Untuk menarik pengunjung objek wisata Telaga Sarangan, warga kelurahan sekitar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Magetan yaitu dengan menggunakan busana adat yang dipadukan dengan Batik Pring Sedapur dan hiburan kesenian setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar